METODE IJMALIY

Selasa, 25 Oktober 2011
METODE IJMALIY

I.Pendahuluan
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat Jibril dalam bahasa Arab dengan segala macam kekayaan bahasanya. Didalamnya terdapat penjelasan mengenai dasar-dasar aqidah, kaidah-kaidah syari’at, asas-asas perilaku, menuntun manusia ke jalan yang lurus dalam berpikir dan beramal. Namun, Allah subhaanahu wa ta’ala tidak memberi perincian-perincian dalam masalah-masalah itu sehingga banyak lafal Al-Qur’an yang membutuhkan tafsir, apalagi sering menggunakan susunan kalimat yang singkat namun luas pengertiannya. Dalam lafazh yang sedikit saja dapat terhimpun sekian banyak makna. Untuk itulahberupa tafsir Al-Qur’an.
Dalam penafsiran Al Quran ada berbagai macam metode untuk menafsirkan al-Quran, antara lain, metode tahlily, metode ijmaliy,metode muqaran,dan metode maudhu’i. Di dalam makalah ini akan di kemukakan pembahasan dan uraian mengenai metode ijmaliy.

II.Permasalahan
Dalam makalah ini, akan di bahas beberapa masalah mengenai :
A. Pengertian tafsir ijmaliy
B. Ciri-ciri tafsir ijmaliy
C. Kelebihan dan kekurangan tafsir ijmaliy
III.Pembahasan
A.Pengertian Metode Ijmaliy

Yang dimaksud dengan metode al-Tafsir al-Ijmali (global) ialah suatu metoda tafsir yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna global. Pengertian tersebut menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an secara ringkas tapi mencakup dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti dan enak dibaca. Sistematika penulisannya menurut susunan ayat-ayat di dalam mushhaf. Di samping itu penyajiannya tidak terlalu jauh dari gaya bahasa AL-Qur’an sehingga pendengar dan pembacanya seakan-akan masih tetap mendengar Al-Qur’an padahal yang didengarnya itu tafsirnya.
Kitab tafsir yang tergolong dalam metode ijmali (global) antara lain : Kitab Tafsir Al-Qur’an al-Karim karangan Muhammad Farid Wajdi, al-Tafsir al-Wasith terbitan Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyat, dan Tafsir al-Jalalain, serta Taj al-Tafasir karangan Muhammad ‘Utsman al-Mirghani.
B. Ciri-ciri Metode Ijmali
Dalam metode ijmali seorang mufasir langsung menafsirkan Al-Qur’an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan judul. Pola serupa ini tak jauh berbeda dengan metode alalitis, namun uraian di dalam Metode Analitis lebih rinci daripada di dalam metode global sehingga mufasir lebih banyak dapat mengemukakan pendapat dan ide-idenya. Sebaliknya di dalam metode global, tidak ada ruang bagi mufasir untuk mengemukakan pendapat serupa itu. Itulah sebabnya kitab-kitab Tafsir Ijmali seperti disebutkan di atas tidak memberikan penafsiran secara rinci, tapi ringkas dan umum sehingga seakan-akan kita masih membaca Al-Qur’an padahal yang dibaca tersebut agak luas, tapi tidak sampai pada wilayah tafsir analitis.
C.Kekurangan Dan Kelebihan Metode Ijmaly
Kelebihan : praktis dan mudah dipahami, bebas dari penafsiran Israiliat, akrab dengan bahasa Al-Qur’an. Metode ini memang cukup bisa mempermudah pemahaman -masyarakat awam khususnya- mengenai maksud dari redaksi yang ada dalam mushaf dengan mengandalkan uraian globalnya. Keistimewaan tafsir ini ada pada kemudahannya sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan kekurangannya : menjadikan petunjuk Al-Qur’an bersifat parsial (tidak utuh/padu), tak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai. kelemahan metode ini tampak. Penjelasannya yang terlalu singkat membuatnya tidak bisa menguak makna-makna yang terkandung dalam al-Qur'an. penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.
Sebagai contoh: Alif Lam Mim : Allah yang lebih mengetahui tentang hal itu.
Dzalikal kitabu : Inilah kitab yang dibaca Muhammad. La Raiba fihi : Tidak ada keraguan di dalamnya bahwa kitab ini datang dari Allah.
IV. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan,sbb :
Pengertian : menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an secara ringkas tapi mencakup, dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti, dan enak dibaca. Bersistematika penulisan menurut susunan ayat-ayat dalam mushaf. Contoh : Kitab Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Muhammad Farid Wajdi, Tafsir Jalalain. Ciri-ciri : tidak ada ruang bagi mufassir untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya sendiri, bersifat ringkas dan umum hingga seakan-akan kita masih membaca Al-Qur’an padahal yang dibaca adalah tafsirnya. Kelebihan : praktis dan mudah dipahami, bebas dari penafsiran Israilia, akrab dengan bahasa Al-Qur’an. Kekurangan : menjadikan petunjuk Al-Qur’an bersifat parsial (tidak utuh/padu), tak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai.

V. Penutup
Demikian tugas ini saya buat. Saya yakin bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari yang namanya kata memadai, karenanya, arahan, kritikan, dan masukan dari Ibu dan kawan-kawan amat kami perlukan demi kebaikan makalah ini pada khususnya dan kami serta kawan-kawan lain pada umumnya. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat. Amiinn


DAFTAR PUSTAKA

Al – Farmawy,Hayy.1996.Metode Tafsir Maudhu’iy.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Ridwan,Hamidi.2008. Pengantar Tafsir. Jakarta : Wordpers
www.wikipedia.com

0 komentar:

Posting Komentar